Benar kata ibu, lain dimulut lain dihati...
Berhati dua, hati busuk lidah susuk...
Diawal tampak merekah, tuk menutup nanah dipunggung...
Secercah senyum hanya sebagai pikatan...
Sesal sudah mengenal dikau, wahai si pendusta surau...
Tampaklah sudah pasak teruntai...
Untaian dalam penuh cekikan...
Oh tuhan, mimpikah hambamu ini?
Jikalau ini bisa terulang ku tak segan tuk merubah kalbu ini...
Lubang yang sama tak akan kujamah...
Wahai panutan, bimbinglah daku tuk hadapi sang cobaan...
Tuk merentas alang jalang yang semakin merentang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar